Minggu, 14 September 2014

PENGARUH ICT TERHADAP KEADAAN PSIKOLOGIS SESEORANG


       Seperti yang kita tahu, penggunaan ICT, yaitu seperti handphone, computer, laptop, kamera digital, MP3 player, internet, dan lain sebagainya sudah sangat marak di tengah-tengah masyarakat kita. Tak diragukan lagi, seiring dengan perkembangan zaman, sudah semakin banyak masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia, yang menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang sudah semakin canggih.
     Jika dibandingkan dengan zaman dahulu sebelum teknologi semaju saat ini, tentu saja  dapat kita rasakan sendiri betapa bermanfaatnya suatu teknologi. Teknologi memberikan banyak sekali kemudahan bagi kita dalam menjalani kehidupan. Informasi sudah banyak yang mudah sekali didapatkan, hanya dengan sentuhan kecil di jari kita. Zaman sekarang ini bahkan terdapat sebuah kalimat slogan dari Telkom yang terasa tepat sekali menggambarkan keadaan dunia kita zaman sekarang ini, yaitu”The world in your hand”.
Mengapa harus ‘dunia di tangan kita’? Tidakkah itu sedikit berlebihan? Oh, tentu saja tidak. Jika kita perhatikan, zaman sekarang ini nyaris tidak ada satu orang pun yang terpisah dari ICT, yaitu alat komunikasi contohnya berupa telefon genggam. Bagi masyarakat zaman sekarang, telefon genggam merupakan suatu alat yang amat sangat penting dan sangat dibutuhkan kapanpun dan dimanapun mereka berada. Bahkan bagi beberapa orang, mereka akan merasa sangat gelisah jika lupa membawa telefon genggam mereka. Selain itu, seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, telefon genggam sudah memiliki banyak sekali fitur canggih yang sangat berguna untuk dipergunakan kapanpun. Baik untuk pekerjaan, pelajaran, dan hiburan. Maka tak ayal jika kita sering sekali menjumpai orang-orang yang berlalu lalang di sekitar kita dengan telefon genggam di tangan mereka.
Dengan menggunakan telefon genggam yang sudah semakin canggih tersebut, pengguna yang terkoneksi dengan internet dapat menemukan berbagai macam informasi yang dibutuhkannya, kapanpun dan dimanapun. Bayangkan, hanya dengan sebentuk alat kecil di dalam genggaman tangan Anda! Dengan menggunakan telefon genggam tersebut, kita dapat mengetahui kejadian apa yang sedang berlangsung di belahan dunia yang lain, kita dapat terhubung dengan kenalan-kenalan kita walaupun sedang berjauhan dan masih banyak lagi. Seolah-olah dunia sudah tanpa batas, semua orang dapat terhubung satu sama lain. Kita dapat melihat dunia hanya dengan menggunakan telefon genggam.
Jika kita lihat dari penggunanya, pengguna ICT berasal dari kalangan yang bermacam-macam. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga para orang tua pasti mengenal dan merasakan manfaat dari penggunaan ICT. Beberapa fakta mungkin terasa mencenggangkan, karena bahkan anak-anak yang belum bisa membaca pun sudah dapat menggunakan dan mengaplikasikan ICT dengan cukup baik meskipun masih terbatas.
Melihat fenomena yang semakin sering terjadi ini, tentunya akan menarik untuk dapat mengkaji apa pengaruh dari penggunaan ICT terhadap kondisi para penggunanya. Tentunya sudah banyak sekali isu yang beredar, baik mengenai pengaruh positif bahkan pengaruh negatif yang disebabkan oleh penggunaan ICT ini.
Penggunaan ICT, jika kita lihat dari sisi psikologisnya, memang terdapat banyak sekali manfaat dari penggunaan ICT. Tapi, berbanding lurus dengan segala manfaatnnya, tentu saja banyak pula hal-hal merugikan yang bisa kita dapatkan.
Dengan penggunaan ICT, misalnya dalam proses penyampaian materi dalam kegian belajar mengajar, ICT memberikan efisiensi waktu serta membuka kesempatan bagi pelajar untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Penggunaan ICT yang tepat, misalnya dalam program powerpoint yang bertampilan menarik tentu akan meningkatkan motivasi belajar. Misalnya dengan memasang gambar-gambar menarik yang berkaitan dengan materi, tentu pelajar akan lebih mudah memperhatikan proses pembelajaran, selain itu juga dapat mempermudah pemahaman materi.
Jika kita perhatikan, banyak sekali materi pembelajaran yang mungkin dulu dirasa tidak akan sanggup diikuti oleh pelajar di usia tertentu tetapi sekarang sudah mulai diperkenalkan. Mengapa? Karena dengan adanya kemajuan teknologi, pelajar akan dapat lebih mudah memahami materi, misalnya dengan menonton video-video pembelajaran dari internet maupun dengan menggunakan program pembelajaran interaktif. Kemampuan kognisi pelajar semakin terdorong.
Jika kita lihat lebih dalam dari sisi pendidikan, teknologi sudah sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. William James dan John Dewey mengemukakan suatu prinsip, konstuktivisme, yang tidak sekedar meminta peserta didik untuk menghafal informasii tetapi juga member mereka peluang untuk membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran (Santrock, 2008). Pendidikan yang mendukung prinsip konstruktivisme adalah pendidikan yang memasukkan unsure teknologi di dalamnya. Jadi dengan adanya penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran tentu akan dapat meningkatkan kreativitas serta membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri peserta didik.
Menurut Teori Perkembangan Vygotsky, terdapat tiga konsep utama, yaitu:
1. Genetic Law of Development
Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan, yaitu tataran sosial lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.
2. Zone of Proximal Development
Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan actual yang tampak dari kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah secara mandiri, dan tingkat perkembangan potensial yang tampak dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa.
3. Mediasi
Mediator yang diperanan lewat tanda maupun lambing adalah kunci utama memahami proses-proses sosial dan psikologis. Oleh karena itu, jika dikaji lebih mendalam, teori perkembangan kognitif Vygotsky akan diitemukan dua jenis mediasi, yaitu media metakognitif dan mediasi kognitif.
Media metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan untuk melakukan self regulation (pengaturan diri) yang mencakup: self planning, self monitoring, self checking dan self evaluation. Media ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi.
Sedangkan media kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga, media ini bisa berhubungan konsep spontan (yang bisa salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya)
Jika kita perhatikan terori Vygotsky di atas, maka dapat kita lihat bahwa perkembangan kognitif seseorang dipengaruhi tataran sosial lingkungannya dan tataran psikologis dalam dirinya, artinya jika lingkungan seorang anak adalah lingkungan yang sangat erat dengan penggunaan ICT, maka anak tersebut juga akan belajar untuk menggunakan ICT pula meskipun pada dasarnya ia masih belum mengetahui konsep ICT itu sendiri. Hal itu dapat kita lihat dari anak-anak kecil zaman sekarang yang jauh lebih senang bermain menggunakan gadget daripada bermain dengan teman sebayanya. Lingkungan keluarganya yang selalu menggunakan gadget tentu yang menjadi peneyebab bagi anak tersebut untuk berperilaku seperti itu.
Jika kita lihat dari sisi negatifnya, penggunaan ICT dapat berujung pada berbagai keadaan merugikan. Misalnya, seorang anak kecil yang terlalu sering memainkan gadget dibandingkan dengan bermain dengan teman sebayanya pasti akan kurang sosialisasinya. Kelak hal ini akan membawa kesulitan dalam hidupnya karena dari kecil tidak bisa bersosialisasi, maka di masa yang akan datang pun ia akan merasa sulit bersosialisasi. Ia, lagi-lagi, akan merasa lebih nyaman untuk bermain menggunakan gadgetnya dibandingkan dengan berusaha untuk dapat bersosialisasi. Ia akan hidup bagaikan katak dalam tempurung, hanya statis di satu tempat. Walaupun ICT memang terbukti dapat mendekatkan mereka-mereka yang jauh secara fisik dari kita hingga terasa seperti tidak ada batas ruang dan waktu, ICT justru dapat menjauhkan orang-orang yang benar-benar dekat dengan kita secara fisik. Dua orang yang duduk bersebelahan asik memainkan gadgetnya masing-masing. Terlalu asik bercengkrama dengan teman-teman yang jauh di sana, sehingga melupakan orang yang sedang duduk di sebelahnya.
Dalam bidang informasi dan komunikasi, dirasakan beberapa hal positifnya tentu salah satunya adalah kemudahan dan kecepatan mendapatkan informasi. Hal ini melatih seseorang untuk bekerja secara cepat, tepat dan efisien karena dengan penggunaan ICT yang serba memudahkan, kita terbiasa untuk mengerjakan sesuatu dengan cepat.
Tetapi kita juga harus melihat sisi negatifnya, yaitu dengan adanya beberapa oknum yang memanfaatkan informasi yang diperoleh dari internet untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab. Banyak sekali muncul hacker yang dengan seenaknya menyalahgunakan dan mengacaukan informasi orang lain. Maraknya penggunaan ICT yang semakin menyatukan seluruh dunia juga memicu banyak terjadinya tindak kejahatan seperti penipuan dan penculikan. ICT yang menghadirkan dunia yang seolah tanpa batas ini membuat beberapa orang terlalu mudah untuk percaya pada apa yang dilihatnya di internet, padahal tidak semua informasi benar. Terlalu mudah percaya sehingga dengan mudah pula mereka dijebak dan dirugikan.
ICT juga mendorong adanya kecenderungan untuk berbohong pada setiap pengguna. Semua orang ingin terlihat baik, apalagi kepada orang yang belum mengenal mereka. Misalnya di profil jejaring sosial mereka, mereka pasti hanya akan menampilkan hal-hal yang bagusnya saja. Orang-orang akan cenderung menampilkan informasi palsu mengenai diri mereka serta menampilkan foto-foto yang diedit terlebih dahulu demi meninggalkan kesan bagus di mata orang-orang.
Selain itu, bagi para pengguna gadget yang sudah kecanduan, akan sering timbul rasa cemas yang berlebihan. Biasanya ketika mereka berjauhan dengan gadget mereka selama beberapa waktu, jika mereka belum mengecek akun jejaring sosial mereka, jika mereka belum meng-update status mereka, dan lain sebagainya.
Selain itu muncul tren penggunaan gadget canggih. Orang-orang berlomba-lomba bergonta-ganti gadget, sampai mereka rela merogoh kocek dalam-dalam hanya demi mengantongi gadget keluaran terbaru atau dengan aplikasi tertentu. Padahal belum tentu mereka membutuhkan gadget seperti itu, itu semua hanya demi gengsi semata. Contohnya ketika sedang musim Blackberry, orang-orang dari segala lapisan berbondong-bondong membeli telefon pintar yang satu itu. Mulai dari golongan kaya raya bahkan hingga mereka yang berada di lapisan bawah pun berlomba-lomba memilikinya demi gengsi.
Memang dengan adanya ICT yang semakin berkembang mendorong pertumbuhan ekonomi serta kemampuan dan kreativitas yang semakin tinggi. Persaingan terjadi dimana-mana dan menuntut setiap pihak untuk lebih baik dari pihak yang lain. Tetapi hal ini juga memicu terjadinya perilaku konsumtif yang merugikan, orang-orang semakin tidak bisa menentukan prioritas kebutuhannya, semakin boros, lebih menyukai segala sesuatu yang instan tanpa mereka harus berusaha serta kemerosotan yang sangat drastis di bidang moral. Pergaulan semakin bebas, banyak pula pembelajaran yang tidak didampingi oleh orang tua sehingga menjurus ke pemahaman yang salah, tren pergaulan yang menyesatkan, mendorong orang melakukan perilaku-perilaku menyimpang dan lain sebagainya.
Tentunya, sebagai pengguna ICT yang cerdas, kita harus dapat menyeleksi pengaruh-pengaruh yang dapat diakibatkan oleh ICT. Jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang merugikan dan jangan lupa untuk berusaha memajukan juga orang-orang di sekitar kita. Coba untuk mengedukasi orang-orang agar tidak hanya menerima pengaruh buruknya saja, tetapi juga pengaruh baiknya. Kita harus semakin bijak menyikapi segala perkembangan yang terjadi di zaman ini dan tetap berusaha melestarikan nilai-nilai luhur bangsa yang semakin hari semakin terkikis.







 

0 komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK © 2008 Template by:
SkinCorner